Penjelasan Hadits Tentang Wanita Lemah Akal dan Lemah Iman

    “Dari Abdullah bin Umar RA dari Rasulullah, sesungguhnya beliau bersabda, “ Wahai para wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar, karena aku melihat mayoritas penghuni neraka adalah kalian.” Salah sorang wanita cerdik diantara mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa kebanyakan kami menjadi mayoritas penghuni neraka?”. Beliau menjawab,” (Karena) kalian sering melaknat dan mengingkari (kebaikan) suami, dan tidaklah aku pernah melihat (seseorang diantara kalian para wanita yang lemah akal dan agamanya, lebih berakal dari (seorang laki-laki) yang berakal,” Wanita itu bertanya lagi, “Apa maksud dari kekurangan akal dan agama?” Beliaupun menjawab, “Adapun kelemahan akal, karena persaksian dua orang wanita sebanding dengan persaksian seorang laki-laki, inilah (tanda) kurangnya akal, serta kalian berdiam selama beberapa hari tidak melaksanakan shalat, serta berbuka (disiang hari) Ramadhan. Inilah kurangnya agama” (Riwayat Muslim, Kitab Al Iman No. 79)

    Paham persamaan gender yang dihembuskan para pengekor feminisme, ternyata telah berhasil meracuni banyak kalangan, termasuk kaum muslimin sendiri. Mereka menggembar gemborkan dengan apa yang mereka sebut dengan emansipasi. Terbukti dengan banyaknya isu yang menyeruak akhir-akhir ini. Seperti tuntutan persamaan hak waris antara laki-laki dan wanita, bahkan telah ada yang berani secara terangterangan seorang wanita yang mengimami shalat laki-laki. Padahal ini sangat bertentangan dengan syariat Islam.

    Secara fitrah Allah memang telah melebihkan derajat kaum laki-laki atas wanita karena berbagai sebab dan faktor. Namun hal ini bukan merupakan bentuk kedzaliman atau diskriminasi atas kaum wanita. Maha Suci Allah dari hal itu semua. Justru Allah telah mengangkat derajat dan harkat kaum wanita sesuai fitrah yang telah ditetapkan-Nya.

    Wanita Lemah Akal & Iman, Antara Makna & Hikmahnya

    Pada sisi tertentu, kaum wanita memang memiliki kelemahankelemahan sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah dalam hal fisik, pengendalian emosi, daya pikirserta kemampuan untuk memimpin Allah telah melebihkan kaum lelaki atas kaum wanita. Oleh karena itu tak pernahtercatat dalam sejarah Allah mengangkat wanita menjadi seorang Nabi atau Rasul. Allah telah menjelaskan bahwa karakter seorang wanita adalah lemah dalam berargumen dan cenderung gemar berhias.

    “Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran?” (Az Zukhruf : 18)

    Sehingga secara umum wanita memang di bawah lai-laki berdasarkan ayat diatas.

    Dalam hadits diatas Rasulullah � telah menjelaskan makna sifat kurang akal dan agama wanita. Beliau menjelaskan bahwa kekurangan akal pada wanita yaitu pada sisi akurasi persaksian mereka dalam hal muamalah. Bahwa persaksian seorang wanita tidak bisa di terima, kecuali telah dikuatkan dengan persaksian satu wanita lagi. Hal ini karena lemahnya daya ingat mereka serta pengendalian emosi wanita yang kurang stabil sehingga memungkinkan menambah atau mengurangi keterangan dalam persaksian. Inilah yang menjadikan wanita kurang dalam akal.

    Sedangkan makna kurangnya agama pada mereka, karena pada saat haidh dan nifas mereka terhalang untuk melaksanakan shalat dan shaum. Berbeda dengan laki-laki yang bisa melakukannya sepanjang tahun. Inilah indikasi kurangnya agama wanita.

    Adapun hikmah dibalik semua itu, Syeikh ‘Abdullah bin Baaz Rahimahullah setelah menjelaskan makna kurang akal dan agama wanita pada hadits diatas- beliau menuturkan,”…Sifat kurang yang ada pada wanita ini, bukanlah suatu dosa, dan ia tidak disiksa karenanya. Ini merupakan kekurangan yang terjadi karena ketetapan Allah. Dia yang mensyari’atkan hal tersebut bagi wanita sebagai wujud kasih sayang-Nya dan untuk memberi kemudahan bagi wanita. Karena jika seorang wanita yang haid atau nifas (tetap diwajibkan untuk) berpuasa tentu akan membahayakannya.

    Adapun untuk shalat, wanita dilarang mengerjakannya waktu haidh dan nifas karena ia terhalang untuk bersuci. Maka dengan Rahmat-Nya Dia mensyariatkan baginya untuk meninggalkannya. Dan Allah tidak mewajibkan mengqada’ shalatnya supaya tidak memberatkannya.

    Tetapi meskipun demikian tidak berarti kelemahan dan kekurangan akal dan agama wanita mencakup segala sisi. Rasulullah telah menjelaskan bahwa kelemahan akal wanita dari sisi daya ingat, sedang kelemahan agama dari sisi terhalangnya untuk shalat dan shaum. Kelemahan itu bukan berarti menjadikan kaum wanita berada dibawah kaum lelaki dalam segala hal.

    Tetap Berlomba Dalam Amal Shalih

    Allah tetap memberikan peluang  yang sama besarnya kepada kaum wanita untuk beramal shalih. Allah berfirman:

    “….Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal diantara kalian laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah keturunan sebagian yang lain….” (Qs Ali Imran :195)

    Memang secara umum laki-laki lebih unggul dibandingkan wanita,namun hal ini tak berarti kaum wanita tak punya kesempatan berlomba dengan kaum laki-laki dalam beramal shalih. Seluruh kaum muslimin mengetahui keutamaan Ummahatul Mukminin Aisyah putri Abu Bakar. Sepeninggal Nabi banyak para sahabat yang meriwayatkan hadits darinya dan bertanya tentang berbagai masalah agama kepadanya.

    Lalu wanita pada generasi sesudahnya. Seperti isteri dari Al Hafidz al Haitsami, yang tak lain adalah putri dari guru beliau sendiri, Al Hafidz Al Iraqi, telah membantu beliau dalam murajaah kitab-kitab hadits. Kemudian juga putri Imam Malik, yang juga membantu ayahnya dalam mengkoreksi kesalahan murid beliau ketika membaca kitab Al Muwatha. Juga putri seorang tabi’in besar Sa’id bin Musayyib, megajarkan ilmunya yang ia dapat dari ayahnya kepada suaminya. Serta masih banyak lagi para wanita utama yang namanya terabadikan dalam sejarah, dikarenakan keteladanan mereka dalam ilmu dan amal shalih. Maka dari sini jelaslah sudah bahwa kaum wanita juga bisa memiliki andil yang besar dalam medan ilmu dan amal shalih.

    Berkenaan dengan hal ini, Syeikh Abdullah bin Baaz Rahimahullah berkata, melanjutkan keterangan beliau tentang keterangan hadits diatas, “Memang benar secara umum Kaum lelaki lebih baik dari kaum wanita, karena berbagai faktor, sebagaimana Firman Allah SWT:

    “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita) dan kerena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka,…” (Qs An Nissa”’ :34)

    Akan tetapi tidak menutup kemungkinan individu wanita tertentu mengungguli sebagian kaum laki-laki. Betapa banyak wanita yang mampu mengungguli laki-laki dalam akal, agama serta daya pikirnya. Nabi � menjelaskan pada hadits diatas, bahwa akal serta agama wanita dibawah kaum lelaki dari dua sisi yang telah dijelaskan tadi.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekurangan yang ada pada wanita tersebut diatas, tidak menghalangi kita untuk mengambil riwayat darinya. Juga dalam persaksian, kita juga bisa menjadikannya sebagai saksi , jika telah dikuatkan oleh seorang wanita lagi.

    Dua kekurangan yang ada pada kaum wanita tersebut sudah merupakan fitrah dari Allah maka tidak selayaknya bagi kaum laki-laki mengolokolok kaum wanita atas kekurangan tadi. Bahkan Kaum laki-laki wajib untuk bersikap adil dalam menghukumi masalah ini dan memahami hadits Nabi � diatas dengan baik dan benar.

    Tidak Ada Wanita Yang Sempurna, Kecuali Maryam & Asiyah. Diantara para wanita, ada yang telah diangkat derajat mereka oleh Allah. Maryam putri Imran adalah salah satunya. Allah telah menyebutkan namanya berulang dalam Al Qur’an. Kemudian Asiyah istri Fir’aun yang telah Allah kisahkan tentang do’anya ketika mendapat penyiksaan dari suaminya sendiri demi mempertahankan keimanannya kepada Allah. Allah SWT berfirman:

    “Dan Allah membuat isteri Fir`aun perumpamaan bagi orang orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir`aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim. Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitabNya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang ta`at." (At Tahrim: 11-12)

    Dalam Sebuah Hadits dinyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

    “Banyak diantara kaum laki-laki yang sempurna. Namun tidak ada diantara wanita yang sempurna, kecuali Maryam putri Imran dan Asiyah istri Fir’aun. Adapun keutamaan Aisyah dari sekalian wanita, yaitu seperti keutamaan Tsarid (Sejenis roti) dari sekalian makanan” (Riwayat Bukhari, dari Abu Musa Al Asy’ari)

    Demikanlah Allah SWT telah menjelaskan keutamaan mereka, para wanita shalihah pilahan Allah. Wallahu A’lam


    Artikel dikutip dari E-Book Apakah wanita lemah ian dan lemah akal Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo – Redaktur Buletin Da’wah An

    Tidak ada komentar

    Diberdayakan oleh Blogger.