Dosa dan Ketaatan Menjadi Penentu Bahagia atau Binasa



Sahabat, Sebagai seorang hamba yang beriman hendaklah kita memahami bahwa kebahagiaan dan kemuliaan seseorang sangatlah erat kaitannya dengan ketaatan seorang hamba kepada Rabbnya.

Artinya siapapun yang menginginkan kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan di akhirat maka ia harus memahami bahwa kebahagiaannya itu diperoleh karena ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seberapa besar ketaatannya kepada Allah sebesar itu pula kebahagiaan yang ia dapatkan.

Begitu pun sebaliknya, kebinasaan seorang hamba berkaitan dengan kemaksiatan dan dosa-dosa yang ia lakukan. Seberapa besar dosanya, sebesar itu pula kebinasaan dan kehancuran akan menghampirinya di dunia dan di akhirat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰٮهَا ۖ 

وَقَدْ خَا بَ مَنْ دَسّٰٮهَا ۗ 

"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams: 9-10)

Ayat ini menunjukan bahwa seseorang akan beruntung jika ia mensucikan dirinya, dan sebaliknya ia akan merugi jika mengotori dirinya. Dengan demikian hubungan antara ketaatan dan kebahagiaan, Antara dosa dan kebinasaan sangat erat kaitannya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata:

أن الله -سبحانه- إذا أراد بعبده خيرا أنساه رأية طاعته ورفعها من قلبه ولسانه، فإذا ابتلي بالذنب جعله نصب عينيه ونسي طاعته وجعل همه كله بذنبه فلا يزال ذنبه أمامه إن قام أو قعد أو غدا أو راح فيكون هذا عين الرحمة في حقه

Bahwasanya jika Allah Subhanahu wa Ta'ala menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, Dia akan membuat hamba itu lupa pada pandangan ketaatan pada-Nya, lalu mengangkat itu dari hati dan lisannya.

Hingga apabila hamba itu telah diuji dengan satu dosa, ia akan menjadikan dosa itu selalu berada di pelupuk matanya, ia melupakan semua ketaatannya (karena mengira dirinya akan binasa, lalu ia menjadi sedih karena dosa yang ia lakukan itu.

Akhirnya, ia terus memikirkan dosanya itu, serasa dosa itu selalu berada di hadapannya, apabila ia berdiri, duduk, pulang ataupun pergi. Karena itu, hal inilah yang menjadi rahmat baginya.

Sebagian perkataan ulama salaf

فعلامات السعادة أن تكون حسنات العبد خلف ظهره وسيئاته نصب عينيه . وعلمات الشقاوة أن يجعل حسناته نصب عينيه وسيئاته خلف ظهره والله المستعان

Maka tanda-tanda kebahagiaan adalah ketika seorang hamba menjadikan kebaikan-kebaikan yang dilakukannya serasa berada di belakangnya sedang kesalahan-kesalahannya berada di pelupuk matanya.

Adapun tanda-tanda kebinasaan adalah ketika seseorang menjadikan kebaikan-kebaikannya selalu berada di pelupuk matanya, sedang kesalahan-kesalahannya berada di belakanngnya (melupakannya). Wallahul musta'an.

Sahabat, Jangan pernah berputus asa dari rahmatnya, dan jangan pernah kita berbangga diri dengan banyaknya amalan-amalan baik yang kita lakukan. Tetaplah merendah hati, karena sesungguhnya orang-orang yang mulia itu selalu terhiasi dengan kerendahan hati dan jauh dari sifat sombong.

Mari selalu beristighfar, Semoga Allah memasukkan kita semua ke dalam surga-Nya dan menjauhkan kita dari neraka-Nya walau sekejap mata. Aamiin.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.