Jangan Pernah Tinggalkan Shalat 5 Waktu.

“Dari ‘Abdullah bin Umar , bahwasanya Nabi  menyebutkan tentang shalat pada suatu hari. Maka beliau bersabda:”Barangsiapa menjaganya maka ia akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat nanti. Sedangkan yang tidak menjaganya maka tidak akan memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada hari itu. Pada hari itu ia akan dikumpulkan bersama Fir ‘aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (Berkata Al Mundziri: “ Riwayat Ahmad dengan sanad Jayyid/baik, juga diriwayatkan oleh Thabrani, dan Ibnu Hibban)

0rang yang meninggalkan shalat fardu tanpa alasan syar’i (udzur) maka sesungguhnya ia telah melakukan dosa yang sangat besar. Al Imam Adz-Dzahabi Rahimahullah memasukkan dalam kitabnya ‘Al Kabair’ bahwa orang yang meninggalkan shalat fardu tanpa udzur, sebagai dosa yang besar, setelah Syirik, Membunuh, dan Sihir. Tetapi kebanyakan kaum muslimin tidak menyadarinya atau tidak mengetahuinya bahwa itu adalah salah satu dosa besar, sehingga masih banyak diantara mereka yang sering menyia-nyiakan, bahkan sampai meninggalkannya. Allah  berfirman:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.”   (QS.Maryam :59-60). 

Ibnu ‘Abbas   berkata, “Makna menyia-nyiakan shalat bukanlah meninggalkannya sama sekali. Tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya.” 

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan, generasi yang menyia-nyiakan shalat yaitu, kalau mereka sudah menyia-nyiakan shalat, maka pasti mereka lebih menyia-nyiakan kewajiban yang lainnya. Karena shalat itu merupakan tiang dien ini dan pilarnya, serta sebaik-baik perbuatan hamba. Dan ditambah lagi (keburukan mereka) dengan mengikuti syahwat dunia dan kelezatannya, senang dengan kehidupan  dan kenikamatan dunia. Maka mereka itu akan menemui kesesatan, yaitu kerugian dihari kiamat”.

Imam para tabi’in, Sa’id bin Musayyib berkata, ‘Maksudnya adalah orang itu tidak mengerjakan shalat dzuhur sehingga datang Ashar. Tidak shalat ashar sampai datang Maghrib. Tidak shalat Maghrib sampai datang “Isya’. Tidak shalat “Isya’ sampai fajar menjelang. Tidak shalat Shubuh sampai matahari terbit. Barangsiapa mati dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini dan tidak bertaubat, Allah menjanjikan baginya “Ghayya” yaitu lembah di Neraka jahannam yang sangat dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya”.Di ayat yang lain Allah  berfirman: 

“ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”(Al-Maa’uun: 4-5). 

Sa’ad bin Abi Waqqash    berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah  tentang orang-orang yang lalai akan shalatnya. Rasul   menjawab, ‘Yaitu yang mengakhirkan waktunya.” 

Mereka disebut orang-orang yang shalat. Namun ketika mereka meremehkan dan mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya, mereka diancam dengan ‘wail’, yaitu adzab yang berat. Ada juga yang mengatakan bahwa ‘wail’ adalah sebuah lembah di neraka jahannam, jika gunung-gunung yang ada di dunia ini dimasukkan kesana niscaya akan melelehlah semuanya karena sangat panasnya. Itulah tempat bagi orang-orang yang meremehkan shalat dan mengakhirkannya dari waktunya. Kecuali orang-orang yang bertaubat kepada Allah   dan menyesal atas kelalaiannya.Di ayat yang lain Allah berfirman; 

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”(Al-Munafiqun: 9) 

Para mufassir menjelaskan, “Maksud mengingat Allah dalam ayat ini adalah shalat lima waktu. Maka barangsiapa disibukkan oleh harta perniagaannya, kehidupan dunianya, sawah ladangnya, dan anak-anaknya dari mengerjakan shalat pada waktunya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi.” Dan Nabi pun telah bersabda, 

“Amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat dari seorang hamba adalah shalatnya. Jika shalatnya baik maka telah sukses dan beruntunglah ia, sebaliknya jika rusak, sungguh telah gagal dan merugilah ia.” (riwayat Tirmidziy dan yang lain dari Abu Hurairah  ). 

Raulullah  bersabda: 

“Sesungguhnya tali penghubung antara seseorang dengan syirik dan kafir, adalah meninggalkan shalat” (Riwayat Muslim, d

Rasulullah  bersabda, 

“Sesungguhnya ikatan (pembeda) antara kita dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka telah kafirlah ia.” (Riwayat Imam Ahmad dalam Musnad, Abu  Dawud, Nasa’iy, Tirmidziy, Ibnu majah, dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Al Albani.

Al-Imam Al Lalikai Rahimahullah dalam Syarhu I’tiqad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah menyampaikan sebuah riwayat:

“ Dari “Abdullah bin Syaqiq Al “aqli berkata: “Para Shahabat  Muhammad  tidaklah menganggap suatu amalan yang bila ditinggalkan akan menjadikan (dia) kafir selain shalat” (Riwayat Tirmidzi dan Hakim dengan sanad shahih)

Rasulullah  bersabda:

“Barangsiapa menjaganya maka ia akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat nanti. Sedangkan yang tidak menjaganya maka tidak akan memiliki cahaya, bukti dan keselamatan pada hari itu. Pada hari itu ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (Riwayat Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban dengan sanad yang Jayyid/baik). 

Sebagian ulama  berkata, bahwasanya orang yang meninggalkan shalat dikumpulkan dengan empat orang itu karena ia telah menyibukkan diri dengan harta, kekuasaan, pangkat /jabatan, dan perniagaannya dari shalat. 

1. Orang yang meninggalkan shalat karena disibukkan dan dibimbangkan dengan harta, maka dia akan dikumpulkan di Neraka bersama-sama Qarun. 

2. Orang yang meninggalkan shalat karena  memegang pemerintahan dan kekuasaan, maka orang itu akan dikumpulkan bersama Fir’aun. 

3. Orang yang meninggalkan shalat karena mempunyai kedudukan di dalam pemerintahan, maka ia akan dikumpulkan  di Neraka bersama Hamman. (Hamman adalah mentrinya Fir’aun). 

4. Dan orang yang meninggalkan shalat karena urusan bisnis dan perniagaan, maka orang itu akan dikumpulkan di Neraka bersama Ubay bin Khalaf. Seorang pedagang yang kafir di Mekah pada saat itu. 

Muadz bin Jabal   meriwayatkan bahwa Rasulullah  bersabda: 

“Barangsiapa meninggalkan shalat wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari Allah .” (Riwayat Imam Ahmad). 

Di Kala Umar bin Khathab   terluka karena tusukan, seseorang mengatakan, “Apakah Anda tetap ingin mengerjakan shalat, wahai Amirul Mukminin?” “Ya, dan sungguh tidak ada tempat dalam islam bagi yang menyia-nyiakan shalat.” Jawabnya. Lalu ia pun mengerjakan shalat meski dari lukanya mengalir darah yang cukup banyak. 

Rasulullah  bersabda, 

“ Ada tiga orang yang shalatnya tidak diterima oleh Allah, seseorang yang memimpin suatu kaum padahal kaum itu membencinya, seseorang yang mengerjakan shalat ketika telah lewat waktunya, dan seseorang yang memperbudak orang yang memerdekakan diri”. ( Riwayat Abu Dawud dari Abdullah bin Amru bin Ash  ). 

Semoga Allah  tetap mengokohkan  kita didalam menjaga iman dan islam ini, dan diberi keringanan langkah kita dalam melaksanakan syariatnya diantaranya yakni, sholat tepat pada waktunya dan secara berjama’ah. Amin yaa rabbal ‘alamin.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.