Kisah Haru Bocah Penjual Tisu "Tidak Ada Balasan Kebaikan Kecuali Kebaikan"


 

Seorang gadis kecil nan belia duduk menjual tisu dekat lampu merah. Saat lampu merah tanda berhenti, si gadis kecil ini melihat seorang istri dalam mobil sedang menangis karena masalah rumah tangga yang dihadapinya. Ia merasa kasihan dengan wanita itu.

Si gadis kecil berlari memberikan tisu kepada wanita tersebut agar dengan tisu itu, wanita itu bisa mengusap air matanya. Si gadis kecil segera kembali menuju dagangannya dengan niat tidak mau menerima uang yang diberikan wanita tadi atas kebaikannya.

"Baiklah. Aku telah memaafkanmu atas apa yang terjadi."

Demikian pesan singkat yang dikirim sang istri dari dalam mobil beberapa saat kemudian kepada suaminya yang sedang berada di sebuah rumah makan.

Karena bahagia atas maaf yang diutarakan istrinya, sang suami mengeluarkan 100 Junaiyh (mata uang Mesir -pen) lalu diberikannya kepada salah satu karyawan di rumah makan tersebut sebagai rasa syukur atas pesan sang istri.

Sang karyawan begitu senang mendapat 100 Junaiyh. Lalu sebagai rasa syukurnya, ia menyedekahkan 30 Junaiyh kepawa seorang wanita tua di jalan.

Begitu senang nenek itu mendapat 30 Junaiyh. Lantas ia segera berlarian menuju seorang penjual daging untuk membeli daging. Sang penjual daging memberinya daging dengan cuma-cuma karena uang sang nenek tak cukup.

Nenek tua segera kembali ke rumahnya untuk memasak daging tersebut guna dihadiahkan kepada cucunya. Dan cucunya itu adalah si gadis kecil penjual tisu di lampu merah tadi.

____

Catatan:

Kebaikan yang terperagakan akan 'berotasi' lalu kembali kepada dia yang telah mempersembahkan kebaikan itu.

Tidak ada balasan bagi kebaikan kecuali kebaikan.

Jika tak di dunia, di Firdaus-Nya lah kebaikan itu akan dinikmati.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.