Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis, Sangat mengharukan


 

Ibnul Jauzy dalam Manaqib Al Imam Ahmad hal. 205:

mengkisahkan bahwa suatu ketika salah seorang murid Imam Ahmad bin Hambal --yang bernama Abu Hamid Al Khulqaniy-- bertanya, “Wahai Imam, bagaimana menurut anda mengenai sya’ir ini?“ Imam Ahmad balik bertanya, “Sya’ir apakah?” kemudian dibacakanlah olehnya sya’ir berikut:

إذَا مَا قَالَ لِي رَبِّي أمَا استحييتَ تَعصينِي … وتُخفي الذَّنبَ عن خَلْقي وبالعصيان تأتيني

Jika Rabbku mengatakan kepadaku: “Tidak malukah kau bermaksiat kepada-Ku? Kau menyembunyikan dosamu dari para makhluk-Ku, tapi malah dengan kemaksiatan kau mendatangi-Ku?”___

فكيف أجيب يا ويحي ومن ذا سوف يحميني … أسلي النفس بالآمال من حين إلى حين

Maka bagaimana aku menjawabnya, dan siapa yang mampu melindungiku? Aku terus menghibur diri dengan angan-angan (dunia) dari waktu ke waktu.___

وأنسى ما وراء الموتِ ماذا بعدُ تكفيني… كأني قد ضمِنْتُ العيشَ ليس الموت يأتيني

Dan aku lalai dengan perihal setelah kematian, tentang apa yang dapat mencukupiku setelah itu. Seolah aku akan hidup terus, dan maut tidak akan menghampiriku.___

وجاءت سكرة الموتِ الشديدةُ من سيَحْميني … نظرتُ إلى الوجوهِ أليسَ منهم من سيفديني

Saat sakaratul maut yang dahsyat itu benar-benar datang, siapakah yang mampu melindungiku? Aku melihat wajah orang-orang, tidakkah ada di antara mereka yang mau menebusku?___

سأُسْأَل ما الذي قدَّمتُ في دنيايَ يُنجيني … فكيف إجابتي من بعدُ ما فرَّطتُ في ديني

Aku akan ditanya, tentang apa yang kukerjakan di dunia ini, yang dapat menyelamatkanku? Maka bagaimanakah jawabanku setelah aku lupakan agamaku?___

ويا ويحي ألم أسمع كلام الله يدعوني …ألم أسمع بما قد جاء في قافٍ وياسين

Sungguh celaka aku, tidakkah kudengar Firman Allah yang menyeruku? Apakah belum pernah kudengar ayat-ayat yang ada di surat Qaf dan Yasin itu?___

ألم أسمع بيوم الحشر يوم الجمع والديني … ألم أسمع منادي الموتِ يدعوني يناديني

Bukankah telah kudengar tentang hari kebangkitan, hari dikumpulkan, dan hari pembalasan itu? Bukankah kudengar pula panggilan kematian yang terus melayangkan panggilan dan seruan kepadaku?___

فيَا ربَّاه عبدٌ تائبٌ من ذا سيأويني … سوى ربٍّ غفورٍ واسعٍ للحقِّ يهديني

Maka Ya Rabb, akulah hamba-Mu yang bertaubat, tidak ada yang dapat melindungiku. Melainkan Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Luas Karunia-Nya. Dia-lah yang menunjukkan hidayah kepadaku.___

أتيتُ إليك فارحمني وثقِّل فِي موازينِي … وخفف في جزائي أنت أرجى من يُجازيني

Aku telah datang kepada-Mu, maka rahmatilah aku dan beratkanlah timbanganku. Ringankanlah hukumanku, sungguh Engkaulah yang paling kuharapkan pahala-Nya untukku.___

Belum selesai syair ini dibacakan, seketika Imam Ahmad pun menangis tersedu-sedu hingga hampir pingsan...

Hal ini menunjukkan betapa lembut dan pekanya hati Imam Ahmad terhadap hal-hal yang mengingatkan manusia kepada Rabbnya, dosa-dosa dan kehidupan akhirat.

Sangat berbeda jauh dengan orang di zaman sekarang yang mana sangatlah lalai, lebih mudah menangis hanya dengan sinetron picisan tapi tidak merasa sedih ketika membaca Al Quran, Solat apa lagi menangis melihat penderitaan kaum muslimin, maka periksalah hatimu mungkin dia sudah hitam oleh dosa. Wallahu’alam..

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.