Upaya Menangkal Penipuan Syaitan dengan Jurus IDC


Allah Ta’ala memberi peringatan keras kepada manusia akan bahaya rayuan dunia dan tipuan syaitan sang Raja Penipu yang misi visinya hanya menebar kemungkaran dan mencegah kebaikan, untuk menjerumuskan manusia ke neraka. 

إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ 

“...Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan pula penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam mentaati Allah” (Qs Luqman 33).

“Al-ghurur” adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu  yang cocok dengan hawa nafsu karena tipu daya setan.

MELAWAN MAKAR SYAITAN DENGAN JURUS IDC:

I. ISLAM KAFFAH

Allah mengajarkan bahwa jurus ampuh menangkal penipuan dan tipu daya syaitan adalah masuk Islam secara kaffah (utuh, totalitas): taat kepada Allah, berpegang teguh dengan Al-Qur’an As-Sunnah dan menjauhi semua langkah syaitan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ 

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu” (Qs Al-Baqarah 208).

II. DEKLARASIKAN SYAITAN SEBAGAI MUSUH ABADI

Harus selalu disadari, ditanamkan dalam hati dan direfleksikan oleh otak kiri maupun otak kanan, bahwa syaitan adalah musuh bebuyutan yang abadi sepanjang sejarah manusia. 

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (Fathir 6).

Jangan ada toleransi sedikitpun terhadap tipu daya syaitan, dengan memperlakukan syaitan sebagai musuh, karena syaitan pun telah mendeklarasikan diri di hadapan Allah Rabb semesta alam untuk menyesatkan umat manusia ke neraka.

“Iblis menjawab, “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka” (Qs Shad 82-83).

III. CEGAH TANGKAL DENGAN DOA, ZIKIR DAN WUDHU

1. Doa Isti’adzah atau Ta’awudz (mohon perlindungan kepada Allah)

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah” (QS. Al-A’raf: 199-200).
 أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk” (Muttafaqun Alaih).

Dengan doa ini kita memohon perlindungan kepada Allah dari agar terhindar dari segala makar syaitan yang membahayakan diri kita dalam urusan agama maupun dunia; menghalangi ketaatan kepada perintah Allah; dan memprovokasi terhadap amalan yang dilarang Allah.

2. Doa Mu’awwidzatain (Al-Qur’an surat Al-Falaq dan An-Nas).

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

 “Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki” (Qs Al-Falaq 1-5).

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia” (An-Nas 1-6).

Kedua surat Mu’awwidzatain ini sangat istimewa karena ayat-ayatnya belum pernah diturunkan di dalam kitab-kitab sebelum Al-Qur’an (HR Ahmad).

Surat Al-Falaq dan Al-Naas disebut sebagai Al-Mu'awwidzatain (artinya dua surat perlindungan) karena keduanya berisi permohonan perlindungan kepada Allah.

Rasulullah SAW menyebut kedua surat tersebut sebagai surah terbaik untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.

يا ابن عابس ألا أدلك –أو ألا أخبرك– بأفضل ما يتعوذ به المتعوذون؟ قال: بلى يا رسول اللَّه قال: قل أعوذ برب الفلق وقل أعوذ برب الناس هاتان السورتان

Dari Abi Abdillah bin ‘Abis Al-Juhani, bahwasannya Nabi SAW bersabda kepadaku, “Wahai Ibnu Abis, maukah aku tunjukkan –maukah kamu aku kabarkan– ayat yang paling afdhal yang orang-orang yang meminta perlindungan dengannya?” Ibnu Abis berkata, “Mau wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Qul a’udzu birabbil falaq dan qul a’udzu birabbin nas, dua surah ini.”

Nabi SAW menekankan pentingnya kedua surat Mu’awwidzatain ini dengan mewasiatkan agar kedua surat ini dibaca rutin setiap selesai shalat.

عن عقبة بن عامر قال: «أمرني رسول اللَّه صلّى اللَّه عليه وسلّم أن أقرأ بالمعوّذات في دبر كل صلاة». رواه أحمد وأبو داود والترمذي والنسائي

Dari ‘Uqbah bin Amir, ia berkata, “Rasulullah SAW memerintahkan aku untuk membaca surah Mu’awwidzatain setiap selesai shalat” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i).

Selain itu, Nabi SAW juga mewasiatkan agar kedua surat Mu’awwidzatain ini dibaca rutin sebelum dan sesudah tidur

عن عقبة بن عامر قال: «بينا أنا أقود برسول اللَّه صلّى اللَّه عليه وسلّم في نقب من تلك النقاب إذ قال لي: يا عقبة ألا تركب! قال: فأشفقت أن تكون معصية قال : فنزل رسول اللَّه صلّى اللَّه عليه وسلّم وركبت هنية ثم ركب ثم قال : يا عقب، ألا أعلمك سورتين من خير سورتين قرأ بهما الناس؟ قلت : بلى، يا رسول اللَّه ، فأقرأني قُلْ : أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وقُلْ : أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثم أقيمت الصلاة فتقدم رسول اللَّه صلّى اللَّه عليه وسلّم فقرأ بهما ثم مرّ بي ، فقال : كيف رأيت يا عقب ، اقرأ بهما كلما نمت وكلما قمت». رواه أحمد وأبو داود والنسائي

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata, “Ketika saya menuntun Rasulullah SAW pada sebuah perjalanan di Naqab, tiba-tiba beliau bersabda kepadaku, ‘Wahai ‘Uqbah, Tidakkah kamu menaiki kendaraan?’ Uqbah berkata, “Aku khawatir jika penolakanku adalah termasuk maksiat.” Lalu Rasulullah SAW turun, dan saya menaiki kendaraan beberapa saat, kemudian beliau naik kembali, lalu beliau bersabda, “Wahai ‘Uqbah, maukah kamu aku ajari dua surah yang lebih baik dari dua surah yang biasa dibaca oleh orang-orang?” “Mau, wahai Rasulullah.” Lalu beliau membacakan kepadaku qul a’udzu birabbil falaq dan qul a’udzu birabbin nas. Setelah itu iqamat dikumandangkan, Rasulullah SAW maju dan membaca kedua surah itu. Kemudian beliau melewatiku, dan bersabda, “Bagaimana menurutmu wahai ‘Uqbah, bacalah kedua surat itu setiap kamu hendak tidur dan ketika kamu bangun” (Ahmad, Abu Daud, dan Nasai)

3. Ayat Kursi (Al-Baqarah 255)

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (Qs Al-Baqarah 255).

Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dalam Al-Quran. Suatu hari Rasulullah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, “Ayat mana yang paling agung dalam Kitabullah?” Ubay menjawab, “Ayat Kursi.” Maka Rasulullah SAW menepuk dada Ubay seraya memuji dan mendoakan, “Wahai Abu Mundzir, semoga engkau berbahagia dengan ilmu yang engkau miliki” (HR. Muslim).

Ayat Kursi dijuluki ayat yang paling agung karena di dalamnya terdapat nama Allah yang paling agung, yaitu Al-Hayyu dan Al-Qayyum.

Bahkan keagungan Ayat Kursi melebihi langit dan bumi. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi (karena di dalam ayat tersebut telah mencakup Nama dan Sifat Allah.”

Salah satu fadilah (keutamaan) Ayat Kursi adalah mendatangkan penjagaan dan perlindungan Allah sepanjang hari dari berbagai gangguan syaitan.

إِذَا قَرَأَتْهَا غُدْوَةً أُجِرَتْ مِنَّا حَتَّى تُمْسِيَ، وَإِذَا قَرَأَتْهَا حِيْنَ تُمْسِي أُجِرَتْ مِنَّا حَتَّى تُصْبِحَ

“Barangsiapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga petang. Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi hingga pagi” (HR Hakim, dishahihkan  Syaikh Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib nomor 655).

4. Surat Al-Baqarah

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa membaca surat Al-Baqarah adalah salah satu senjata jitu untuk mengusir syaitan dari rumah.

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Jangan jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan itu akan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya” (HR Muslim).

إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامًا وَسَنَامُ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا سَمِعَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ تُقْرَأُ خَرَجَ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي يُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Sesungguhnya segala sesuatu memiliki puncak, dan puncak Al-Qur’an adalah surah Al-Baqarah. Sesungguhnya setan jika mendengar surah Al-Baqarah dibaca. Maka ia akan keluar dari rumah yang dibaca di dalamnya surah Al-Baqarah” (HR Hakim).

5. Zikir 100 kali: “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qodir”

لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَالَ لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، في يَوْمٍ مِئَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وكُتِبَتْ لَهُ مِئَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِئَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزاً مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِي، وَلَمْ يَأتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أكْثَرَ مِنْهُ

“Barangsiapa mengucapkan zikir: لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (artinya: tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatunya) dalam sehari seratus kali, itu sama pahalanya dengan membebaskan sepuluh hamba sahaya dan dituliskan untuknya seratus kebaikan, serta dihapuskan dari dirinya seratus kejelekan (dosa). Dzikir itu juga penjaga dirinya dari gangguan setan pada hari itu sampai sorenya. Dan tidak ada seorang pun yang datang membawa amal yang lebih baik daripada yang ia bawa, kecuali ada orang yang beramal lebih banyak daripada dirinya.”

6. Dzikrullah (Selalu Ingat kepada Allah Ta’ala)

Dzikrullah adalah benteng terkuat yang menjaga manusia dari berbagai macam gangguan syaitan. Dari Harits Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِى أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لاَ يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلاَّ بِذِكْرِ اللَّهِ

“Aku perintahkan kalian untuk banyak berzikir kepada Allah. Perumpamaan dzikrullah itu seperti orang yang mendadak diserang musuhnya dari belakang, kemudian orang tersebut mencari benteng untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Seperti itulah seorang hamba, dia tidak bisa melindungi dirinya dari serangan syaitan kecuali dengan dzikrullah” (HR Turmudzi).

7. Wudhu

Salah satu keajaiban wudhu adalah memadamkan api amarah (emosi) yang dihembuskan syaitan. Dari Athiyyah as-Sa’di RA,Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ 

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu” (HR Bukhari).

Demikianlah tips menangkal tipudaya dan penipuan syaitan la’natullah ‘alaih. Semoga kita bisa mengamalkannya dengan istiqamah agar terhindar dari bujuk rayu dan tipudaya penipuan syaitan. [abu mumtaz]

Maraji’: _Kuliah Aqidah Islam,_ Prof Dr Yunahar Ilyas Lc MA, LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.