Ketahui Inilah 5 Penyebab Mengapa Doa tidak Dikabulkan Allah

    Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid menuliskan, ada 5 penyebab doa tidak dikabulkan Allah subhanahu wata’ala.

    Sebab pertama:

    Doanya lemah dan tidak berkualitas.

    Lemah dan tidak berkualitasnya doa dapat dilihat dari cara seseorang dalam berdoa dan konten doa yang ia panjatakan.

    Adab yang buruk (su’ul adab) ketika berdoa menjadi penyebab doa tidak dikabulkan Allah subhanahu wata’ala.

    Demikian pula, ketika seseorang berdoa dengan doa yang ‘terlarang’ dan menyelisihi wahyu, seperti berdoa meminta agar kekal di dunia, atau berdoa meminta sesuatu yang haram untuk diminta, minta agar perbuatan dosanya dilancarkan, doa memutus silaturahmi, dan semisalnya, tentu konten doa yang seperti ini menjadi penyebab doa tidak dikabulkan Allah subhanahu wata’ala.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ

    “Doa seorang hamba akan mustajab selama tidak berdoa tentang suatu dosa, atau memutus tali persaudaraan, selama ia tidak tergesa-gesa.” (HR. Muslim No. 2735)

    Sebab kedua:

    Berdoa dalam kondisi jiwa yang lemah.

    Lemahnya hati seseorang ketika hendak menghadap Allah subhanahu wata’ala menjadi penyebab doa tidak dikabulkan Allah subhanahu wata’ala.

    Sebab ketiga:

    Adanya penghalang doa.

    Keberadaan penghalang doa menjadi penyebab doa tidak dikabulkan Allah subhanahu wata’ala. Seperti, makan dan minum dari harta yang haram, mengenakan pakaian yang didapatkan dengan cara yang haram atau dibeli dengan harta haram, mengendarai kendaraan yang didapat dari harta atau cara yang haram, terlalu banyak melakukan perbuatan maksiat tanpa disertai tobat nasuha, dan sebagainya.

    Sebab keempat:

    Tergesa-gesa dalam berdoa.

    Tergesa-gesa (isti’jal) dalam berdoa menjadi penyebab doa tidak dikabulkan Allah subhanahu wata’ala. Maksud dari isti’jal adalah sikap yang menunjukkan keputusasaan seseorang terhadap doa yang pernah dipanjatkan. Seperti keluh kesah, “Aku sudah berdoa tapi belum dikabulkan juga,” dan kalimat keluh kesah semisalnya.

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، يَقُولُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي

    “Akan dikabulkan doa salah seorang dari kalian selama tidak tergesa-gesa; dengan perkataannya, ‘Aku telah berdoa tapi tidak dikabulkan, juga.’” (HR. Al-Bukhari No. 6340)

    Sebab kelima:

    Menggantungkan doa.

    Menggantungkan doa (ta’liq ad-dua’a) menjadi penyebab doa tidak dikabulkan Allah subhanahu wata’ala.

    Maksud dari menggantungkan doa adalah menambahkan unsur ketidakpastian dan keraguan dalam doa yang dipanjatkan. Contohnya lafal doa seperti ini: Allahummaghfirli in syi’ta (Ya Allah, ampuni aku, jika Engkau menghendaki).

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمِ المَسْأَلَةَ، فَإِنَّهُ لَا مُكْرِهَ لَهُ

    “Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika Engkau berkehendak.’ Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam meminta, karena Allah sama sekali tidak ada yang memaksa.” (HR. Al-Bukhari No. 6339)

    Tidak ada komentar

    Diberdayakan oleh Blogger.